Ceramah Umum Bupati Kulonprogo dalam Diklatpim III Angkatan II 2015: Inovasi dengan Berdayakan Keunggulan Lokal

Bupati Kulonprogo, dr. H. Hasto Wardoyo SpOG (K), dihadapkan pada tantangan besar saat pertama kali menahkodai Kabupaten Kulonprogo yang dikenal sebagai salah satu wilayah dengan angka kemiskinan yang cukup tinggi di Daerah Istimewa Yogyakarta. Namun, bupati yang mengawali karirnya sebagai dokter ahli kandungan ini memiliki semangat dan ide-ide luar biasa untuk mengangkat masyarakat Kulonprogro keluar dari garis kemiskinan. Dan, pengalaman berharga tersebut dibagikan pada para peserta Diklat Kepemimpinan (diklatpim) Tingkat III Angkatan II TA 2015 di ruang rapat Wisma Pusdiklat BPK RI, Kalibata pada, Jumat, 7 Agustus 2015 lalu. Kegiatan ini merupakan salah satu rangkaian penyelenggaraan diklatpim dalam mencetak pemimpin perubahan yang diharapkan akan membawa perubahan positif di lingkungan kerja yang menekankan kepada nilai kepedulian dan kebermanfaatan sebagai pengungkit efektivitas esensi perubahan, sebagaimana motto yang dikembangkan oleh Pusdiklat BPK RI: value based leadership.

Pada awal acara, Bupati Kulo_DSC0024nprogo mengajak para peserta untuk lebih mengenal wilayah yang dipimpinnya dengan menyampaikan potensi agraris dan sumber daya alamnya. Bupati yang menjabat untuk periode 2011-2016 ini memaparkan tentang inovasi-inovasi yang dilakukan Pemerintah Daerah (Pemda) Kulonprogo untuk mengikis angka kemiskinan secara fokus dan berkesinambungan. Beberapa inovasi yang telah dilakukan adalah membangun koperasi dan kelompok usaha bagi masyarakat miskin, memaksimalkan manfaat hasil bumi dan sumber daya alam untuk kesejahteraan rakyat, mendorong BUMD agar maju dan menguasai aset-aset lokal, sebanyak mungkin memelihara fakir miskin dan anak-anak telantar serta menciptakan lapangan kerja yang lebih luas.

Untuk mencapai keberhasilan program-program tersebut tentu dibutuhkan dukungan yang kuat dari seluruh masyarakat dan aparat sipil di bawahnya. Oleh sebab itu, Bupati Kulonprogro menekankan pentingnya untuk membangun visi bersama. Visi bersama tersebut adalah bagaimana setiap orang berbagi visi bersama tentang masa depan. Selanjutnya, tujuan, nilai, misi akan sangat berdampak pada perilaku dalam organisasi. Dengan adanya visi bersama maka kendala dan tantangan yang dihadapi akan dapat teratasi dan menghasilkan komitmen yang kokoh dari individu ketimbang visi yang hanya datang dari atas.

Secara khusus, Bupati Kulonprogo memaparkan tentang salah satu inovasi yang dilakukan oleh Pemda dalam mengentaskan kemiskinan melalui program kepedulian sosial yang dikemas dengan mengedepankan aspek-aspek kekeluargaan dan gotong royong. Tiga kegiatan utama yang dilakukan dalam program ini adalah  memajukan gerakan gotong royong dan kepedulian sosial, Bedah Rumah warga miskin setiap hari Minggu serta safari  pembagian zakat setiap hari Jumat. Khusus untuk kegiatan Bedah Rumah, dengan bangga Bupati Kulonprogo mengungkapkan bahwa Pemda berhasil melakukan perbaikan rumah warga miskin sebanyak 220 unit sejak tahun 2012. “Bedah Rumah ini murni gotong royong, tanpa bantuan APBD Kulonprogo,” tegasnya.

Menurut Bupati Kulonprogo, dana kegiatan diperoleh dari sumbangan para donator baik perseorangan, dunia usaha, inst_DSC0012ansi lain maupun swadaya warga sendiri. Ia mengungkapkan bahwa keberhasilan program kepedulian sosial ini dapat terwujud ketika muncul kepercayaan dari donator bahwa dana yang mereka sumbangkan benar-benar diperuntukkan untuk warga yang membutuhkan.

Bupati Kulonprogro juga mengajak peserta diklat untuk memulai gerakan untuk menggunakan produk-produk lokal dalam rangka mendongkrak tingkat perekonomian rakyat. Untuk mensosialisasikannya, ia mengenalkan tagline “Bela Kulonprogro, Beli Kulonprogo.” Salah satu contoh nyata yang telah diterapkan adalah kebijakannya agar pengadaan beras miskin (Raskin) Bulog menggunakan beras lokal produksi daerah Kulonprogo. Dengan upaya tersebut diharapkan kesejahteraan masyarakat Kulonprogo semakin membaik.

Pada akhir acara, Pusdiklat BPK RI yang diwakili oleh Zaini Arief Budiman dan M. Rudi Wahyudi selaku fasilitator diklatpim, menegaskan tentang semangat Pusdiklat BPK RI untuk membangun learning community. Kegiatan ini tidak hanya menekankan pada pembelajaran klasikal, namun juga berupaya mewujudkan Pusdiklat BPK RI sebagai Excellence Learning Center dengan melibatkan berbagai pihak.  Salah satunya wujud konkritnya adalah dengan membangun forum leaders club dengan tagline “Authentic leaders with value based leadership.” (DD)

Foto: FX