The 2nd INTOSAI WGEA International Training on Forestry Audit di Pusdiklat BPK RI

_DSC0345

Beberapa pekan terakhir, berita tentang kabut asap sebagai akibat dari kebakaran hutan di Indonesia menghiasi pemberitaan di media massa. Peristiwa berulang yang menimbulkan dampak kesehatan, sosial dan ekonomi yang cukup serius. Indonesia adalah sebagai salah satu negara dengan luas hutan terbesar di dunia sangat perlu melakukan konservasi dan pengelolaan hutan untuk kelestarian dan keseimbangan ekosistem alam di bumi.

BPK RI sebagai lembaga pemeriksa juga mengambil peran penting dalam tata kelola hutan dalam meningkatkan perekonomian, aspek sosial dan lingkungan hidup rakyat. Salah satu wujud peran BPK RI adalah pengembangan audit kehutanan dalam bentuk penyelenggaraan diklat internasional.

Untuk kedua kalinya BPK RI menjadi penyelenggara Diklat Internasional INTOSAI WGEA: Forestry Audit yang dilaksanakan pada 14 – 18 September 2015 di Pusdiklat BPK Kalibata. Pada kesempatan ini, Wakil Ketua BPK RI, Sapto Amal Damandari hadir dan membuka secara resmi kegiatan tersebut yang disaksikan oleh Sekretaris Jenderal BPK, Hendar Ristriawan, Auditor Utama Keuangan Negara IV BPK, Saiful Anwar Nasution, Auditor Utama Keuangan Negara VII BPK, Abdul Latief, dan Staf Ahli Bidang Lingkungan Hidup dan Pembangunan Berkelanjutan, Blucer W Rajagukguk serta Kepala Pusdiklat BPK, Dwi Setiawan Susanto.

Pada sambutannya, Wakil Ketua menegaskan bahwa sebagai Ketua WGEA INTOSAI, BPK RI berkomitmen memberikan kontribusi dalam pengembangan audit lingkungan.

Diklat Forestry Audit ini _DSC0191-2merupakan implementasi dari Rencana Kerja INTOSAI WGEA dari 2014-2016. INTOSAI WGEA adalah kelompok kerja audit lingkungan dari organisasi internasional Lembaga Pemeriksa Keuangan. Keberadaan organisasi ini diharapkan dapat mendorong pemanfaatan metode audit dalam bidang perlindungan lingkungan dan pembangunan berkelanjutan melalui pengembangan pedoman audit, penelitian dan pelatihan tentang isu-isu lingkungan.

Usai cara pembukaan, para peserta diklat mengawali rangkaian kegiatan diklat dengan mengikuti seminar tentang isu global pengelolaan hutan. Pada kesempatan ini Kepala Perwakilan BPK Provinsi Kalimantan Tengah, Endang Tuti Kardiani membagikan pengalamannya saat melakukan pemeriksaan kehutanan di wilayah Kalimantan Tengah. Narasumber lain yang hadir pada acara ini adalah Daniel Murdiyarso (Center of International Forestry Research) yang memaparkan materi “Global Forest Governance and Climate Change.”

Diklat internasional kali ini diikuti oleh 23 peserta yang terdiri dari 18 peserta dari 12 SAI yaitu Indonesia, Australia, Brazil, Ekuador, Iran, Filipina, Malaysia, Thailand, Laos, Timor Leste, Uganda dan Zambia. Pada kesempatan ini para peserta akan mendapatkan materi tentang audit kehutanan dengan menggunakan Audit Guidance on Forestry yang disusun oleh BPK RI pada tahun 2010.

_DSC0147Dalam rangka memberikan pelayanan prima bagi para peserta diklat, Pusdiklat BPK RI mengundang seluruh peserta dalam acara Cultural Dinner yang diadakan pada Rabu, 16 September 2015 yang dihadiri oleh Auditor Utama Keuangan Negara IV, Saiful Anwar, Staf Ahli Bidang Keuangan Pemerintah Pusat, J. Widodo H. Mumpuni dan para pejabat eselon II dan seluruh pejabat stuktural Pusdiklat BPK RI. Para peserta diajak untuk menjelajahi Indonesia melalui sajian tari Merak (Jawa Barat) dan tari Saman (Aceh). Para peserta diklat mengungkapkan kekagumannya terhadap keanekaragaman budaya Indonesia dan merasa senang bisa mengenal sebagain kecil Indonesia melalui acara ini.

Keesokan harinya, peserta_DSC0032-2 melalukan perjalanan menuju hutan Cibungur, Sadang, Purwakarta untuk menerapkan metode audit yang diperoleh selama pembelajaran di kelas. Antuasisme peserta diklat kali ini tampak dari kegigihan mereka melakukan trekking di hutan Cibungur bersama dengan para instruktur dari BPK RI. Peserta mempraktekkan teknologi GIS (Geographical Information System) dan GPS (Global Positioning System) untuk mengumpulkan dan menganalisis bukti audit. Dashiell Velasque da Costa, peserta dari Brazil mengungkapkan bahwa tak satu pun pengalaman yang ia peroleh selama mengikuti diklat kali ini yang terbuang sia-sia.

Pusdiklat BPK RI menerapkan sistem pembelajaran on class dan off class untuk memberikan pemahaman singkat tentang hutan, pengelolaan hutan lestari, dan pengenalan untuk mengaudit hutan. Kami juga belajar bagaimana menentukan topik audit, tujuan audit, ruang lingkup audit, kriteria audit, bagaimana mengidentifikasi bukti audit dan metodologi, dan bagaimana mempersiapkan laporan audit.

Sekretaris Jenderal dalam sesi penutupan diklat mengungkapkan agar para peserta diklat mendapatkan pemahaman yang lebih baik audit kehutanan dan menerapkannya di negara masing-masing. (DD)

Foto: FX & AH