Forum Leaders Club Diklatpim Pusdiklat BPK RI bersama Bupati Bantaeng “Menyentuh Masyarakat dengan Hati”

Dua tahun pertama menjabat sebagai Bupati Bantaeng, Nurdin Abdullah nyaris patah arang. Carut marut atmosfer politik dan kepentingan segelintir kelompok tertentu sempat membuatnya sesak nafas. Namun, semangat pengabdian pada masyarakat Bantaeng menguatkan langkahnya untuk terus mengemban tugas sebagai kepala daerah tingkat II.

“Menyentuh masyarakat dengan hati,” ungkap Nurdin di hadapan para peserta Diklatpim Angkatan I dan II Tahun 2016 di Aula Pusdiklat BPK RI, Kalibata pada Rabu, 18 Mei 2016. Pusdiklat BPK RI mengundang pria kelahiran Pare-pare ini dalam Forum Leaders Club Diklatpim Tingkat III untuk berbagi pengalaman dalam membenahi Kabupaten Bantaeng.
Kesuksesan Nurdin dalam menggawangi Kabupaten Bantaeng membuahkan beragam penghargaan dari pemerintah maupun non pemerintah, salah satunya adalah penghargaan sebagai “Tokoh Perubahan” oleh media Republika. Profesor agrikultur ini berhasil menggerakkan perekonomian dan potensi Kabupaten Bantaeng menjadi kota dengan pertumbuhan ekonomi dan kesehatan yang cukup fantastis.
Nurdin menjelaskan, sebelum dirinya menjabat bupati tahun 2008, Bantaeng termasuk dalam kategori 199 daerah tertinggal di Indonesia. Banjir yang melanda wilayah Bantaeng hampir setiap tahun akibat buruknya infrastruktur dan layanan kesehatan yang tidak memadai adalah beberapa masalah serius yang harus segera tertangani. Pertumbuhan ekonomi Bantaeng pada waktu itu hanya 4,7 persen.
Tantangan lain yang dihadapi Nurdin pada awal kepemimpinannya adalah tuntutan pengembangan infrastruktur wilayahnya hanya dengan APBD sebesar Rp 281 miliar. Inovasi yang dilakukan Nurdin untuk mengembangkan Bantaeng adalah dengan menggalang sumber lain. Pria lulusan Khyusu University Jepang ini pun menjaring kerjasama dalam dan luar negeri.
Inovasi lain yang berhasil dikembangkan oleh Nurdian adalah peningkatan pelayanan kesehatan berupa 24 jam “mobile ambulans.” Berkat jaringannya yang luas, Nurdin berhasil menghadirkan ambulans hasil modifikasi mobil Nissan Elgrand yang merupakan hibah dari pemerintah Jepang‎. Adanya layanan ambulans tersebut maka masyarakat yang membutuhkan layanan kesehatan dapat langsung menghubungi call center, 113. “Dalam waktu 20 menit, dokter dan perawat akan tiba di rumah. Semuanya gratis,,” ujar Nurdin yang saat ini memiliki 20 dokter dan 24 perawat.
Fasilitas ambulans yang dimiliki Kabupaten Bantaeng saat ini terbilang canggih dan lengkap, seperti alat pacu jantung, infus, oksigen, serta kelengkapan obat-obatan. Bahkan ambulans tersebut juga bisa melakukan operasi dan pelayanan persalinan bagi ibu melahirkan. Dengan layanan ini Nurdin mampu menekan angka kematian‎ ibu nol persen di Kabupaten Bantaeng.
Pada kesempatan ini, Nurdin juga memaparkan usahanya dalam meningkatkan potensi agrikultur di wilayah Bantaeng, terutama dalam hal ketahanan pangan. Dengan mengandalkan kemajuan teknologi, saat ini Bantaeng bisa surplus 21 persen di bidang pangan. Berkat tangan dingin Nurdin selama hampir delapan tahun, ia berhasil memacu pertumbuhan ekonomi 4,7 persen data BPS, mengalami pertumbuhan 9,5 persen. Dan, sekarang Bantaeng jadi salah satu pusat pertumbuhan ekonomi baru di Sulawesi Selatan.
Pusdiklat BPK RI berharap pelaksanaan kegiatan ini dapat menginspirasi para peserta Diklatpim Angkatan I dan II dalam meneladani nilai-nilai integritas, patriotisme dan semangat bekerja tanpa pamrih dalam melakukan perubahan ke arah yang lebih baik di satuan kerjanya masing-masing. (DD)

IMG_3964
IMG_3819
IMG_3981

Foto: Firman, Iman