Bedah Buku bersama Anthony Dio Martin: “Pentingnya Kecerdasan Emosi dalam Setiap Aspek Kehidupan”

Memiliki kecerdasan, kepintaran, pendidikan dan pengetahuan tinggi namun berperilaku buruk ternyata akan memunculkan respon negatif dari lingkungan sekitarnya. Anthony Dio Martin seorang trainer, motivational speaker, ahli psikologi dan juga personal coach, yang oleh media dijuluki “The Best EQ Trainer Indonesia” mencoba menggambarkan kondisi tersebut pada para peserta kegiatan Bedah Buku yang dilaksanakan pada Jumat, 16 September 2016 di Perpustakaan Pusdiklat BPK RI, Kalibata.

 “Buku saya banyak menekankan pada pentingnya aspek emosi. Dan, buku ini banyak terinspirasi dari perjalanan hidup saya sendiri,” ungkap Anthony penulis buku  “Emotional Quality Management”  yang mendapatkan predikat sebagai “The Best EQ book in Indonesia” dari salah satu penerbit buku di Indonesia.

Acara yang dihadiri oleh manajemen dan pegawai Pusdiklat BPK RI ini mencoba mengupas tentang pentingnya mengelola kecerdasan emosional (emotional quotient) dalam kehidupan sehari-hari. Lalu, apakah kecerdasan emosional itu? Kecerdasan emosional (bahasa Inggris: emotional quotient, disingkat EQ) adalah kemampuan seseorang untuk menerima, menilai, mengelola, serta mengontrol emosi dirinya dan orang lain di sekitarnya. Dalam hal ini, emosi mengacu pada perasaan terhadap informasi akan suatu hubungan.

Mengawali karir pada 1994, Anthony yang dikenal sebagai Master Trainer HR Excellency-MWS International mencoba berbagi pengalamannya dalam mengelola kecerdasan emosi dalam beragam aspek kehidupan. Pria asal Kalimantan alumnus Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada ini  memaparkan kecerdasan emosional dalam konteks pekerjaan adalah mengetahui apa yang Anda dan orang lain rasakan serta bagaimana caranya menggunakan informasi dan energi tersebut secara konstruktif. Individu dengan EQ tinggi umumnya diprediksi akan lebih sukses dalam pekerjaan atau karier yang berhubungan dengan banyak orang. Mengapa? Sebab individu dengan EQ tinggi memiliki empati yang lebih tinggi pula, lebih mudah berkomunikasi, lebih tinggi rasa humornya dan lebih peka terhadap kebutuhan orang lain. Perilaku dan sikap adalah komponen terpenting untuk pencapaian prestasi dan kinerja terbaik. Reaksi cerdas dari emosi yang mengikuti aturan akal sehat, akan menghasilkan perilaku yang cerdas menghadapi berbagai realitas kehidupan.

Menurut Anthony, kecerdasan emosional dapat diterapkan dalam segala aspek kehidupan sehari-hari termasuk dalam dunia parenting. Tantangan yang dihadapi oleh orang tua masa kini berbeda dengan yang dihadapi para orang tua di era sebelumnya. Pada saat ini anak-anak lebih menyukai hal-hal yang bersifat instan sehingga mengakibatkan mereka tidak menghargai sebuah proses. Orang tua harus melibatkan anak-anak dalam sebuah proses diskusi untuk memikirkan dampak dari setiap perilaku atau perbuatannya.

Pada kesempatan ini Anthony juga memperkenalkan “Marshmallow Test” yang dilakukan oleh Walter Mischel (Universitas Stanford) yaitu mempelajari mengenai kepuasan tertunda. Tes ini adalah latihan kesabaran bagi anak-anak untuk menahan diri dalam mendapatkan keinginannya. Anak-anak yang memiliki kemampuan dalam menahan keinginan dan emosinya terbukti lebih sukses dalam bidang akademis dan karier. Hal ini karena mereka terlatih dalam mengendalikan otot-otot emosi anak-anak sehingga mereka lebih sabar dan tahan banting dalam menghadapi tantangan hidup.

Dalam sisi parenting, pembelajaran EQ adalah belajar untuk menjadi tegas sebagai orang tua, bukan marah atau melampiaskan kemarahan pada anak-anak. Dalam EQ menjelaskan bahwa apa yang Anda pikirkan dan rasakan akan mempengaruhi tindakan Anda berikutnya (think-feel-act).  Individu tak jarang terjebak dalam “red thinking,” yaitu cara berpikir negatif atau keliru yang tak menghasilkan solusi apapun. Sebaliknya, Anthony menyarankan agar selalu mengedepankan “green thinking” sebagai salah satu cara terbaik untuk mengendalikan emosi, yaitu memaksa pikiran untuk memikirkan hal-hal positif sehingga dapat menghasilkan solusi dari akar masalah yang dihadapi.

Kegiatan bedah buku kali ini mendapat apresiasi positif dari para peserta yang hadir  dan mengajukan pertanyaan kepada Anthony. Acara bedah buku kali ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi seluruh manajemen dan pegawai Pusdiklat BPK RI dalam melatih dan meningkatkan kecerdasan emosinya. Dengan memiliki kecerdasan emosi yang baik diharapkan dapat meningkatkan performa kinerja dan bermanfaat bagi organisasi. (DD)

bedahbuku1 bedahbuku2
bedahbuku4 bedahbuku5
bedahbuku6

Foto: Fico