Bedah Buku “Indonesia Mengajar”

Foto 1Pusdiklat BPK RI kembali menyelenggarakan kegiatan Bedah Buku  berjudul Indonesia Mengajar di Perpustakaan Pusdiklat BPK Kalibata pada Rabu, 22 Februari 2017. Buku ini berisi kumpulan cerita pendek berdasarkan pengalaman para Pengajar Muda Gerakan Indonesia Mengajar, sarjana-sarjana terbaik dari berbagai penjuru tanah air yang didirikan oleh Anies Baswedan pada tahun 2010. Fatia Qanitat, salah satu Pengajar Muda alumni  Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Padjadjaran menuangkan pengalamannya selama mengikuti program Indonesia Mengajar di Bengkalis, Riau dalam sebuah cerita pendek berjudul “Mereka Terpisah, Dekil dan Tak banyak Bicara.”

“Motivasi saya mengikuti program Indonesia Mengajar adalah jalan-jalan,” ujar Fatia yang menghabiskan waktu selama setahun mengajar di SD Negeri 25 Bantan Air, Bengkalis. Perempuan kelahiran Banjarmasin ini mengungkapkan bahwa persoalan mendasar yang dihadapi di daerah penempatannya adalah masih kurangnya tenaga pengajar berkualitas. Kondisi geografi wilayah Bengkalis membuat masyarakat disana hidup secara terpisah, masyarakat suku asli dan pendatang. Tipologi masyarakat yang terbagi dua ini ternyata juga terbawa dalam lingkungan pendidikan di Bengkalis. Kenyataan ini merupakan tantangan tersendiri bagi Fatia. Baginya perbedaan yang ada jangan sampai menimbulkan perpecahan, perbedaan justru harus melahirkan sebuah kerjasama.

Foto 2Masyarakat suku asli yang sebagian besar bermata pencaharian sebagai nelayan kurang menganggap penting pendidikan untuk anak-anaknya. Kondisi perkampungan nelayan yang minim sarana prasarana membuat fisik anak-anak suku asli kurang menjaga kebersihan badan mereka. “Anak-anak suku asli sering diledek bau amis dan bodoh oleh teman-teman sekolahnya,” ujar Fatia yang selalu berusaha membuat anak didiknya saling membaur saat proses belajar mengajar berlangsung. Selama setahun mengabdikan dirinya di SD 25 Bantan Air, Fatia berhasil menebarkan semangat belajar dan meraih cita-cita anak-anak Bengkalis.

Kegiatan bedah buku yang berlangsung kurang lebih dua jam ini tak hanya memberikan cerita menarik mengenai pengalaman mengajar dan pengabdian tenaga pendidik di daerah terpencil Indonesia, namun juga memberikan inspirasi untuk terus menularkan semangat belajar kepada siapapun agar berani mewujudkan cita-citanya dan mimpi besarnya. (AF)

Foto: Fico