The 4rd International Training on Forestry Audit 2017 di Pusdiklat BPK

Senin, 11 September 2017 merupakan awal penyelenggaraan pelatihan audit kehutanan di Pusdiklat BPK, Kalibata. Pembukaan pelatihan dilakukan oleh Sekretaris Jenderal BPK, Hendar Ristriawan dan dihadiri oleh para pejabat struktural di lingkungan kantor pusat dan Pusdiklat BPK. Kegiatan ini merupakan implementasi rencana kerja INTOSAI Working Group on Environmental Auditing (WGEA) periode 2014 – 2019. Untuk keempat kalinya BPK mendapatkan kepercayaan dari INTOSAI WGEA menjadi tuan rumah pelatihan ini dengan mengangkat topik tentang kawasan konservasi hutan. INTOSAI WGEA adalah kelompok kerja audit lingkungan dari INTOSAI, dimana BPK untuk kedua kalinya mendapat kepercayaan sebagai ketua hingga periode tahun 2019.

Sekretaris Jenderal menjelaskan bahwa para peserta pelatihan akan mendapat materi tentang penentuan topik audit, identifikasi bukti, metodologi audit, serta persiapan matriks desain audit. Pelatihan audit kehutanan ini dilaksanakan dalam bentuk pembelajaran interaktif antara fasilitator dan peserta. Tujuan pelatihan ini adalah untuk membangun kapasitas para auditor Supreme Audit Institutions (SAI) yang merupakan anggota INTOSAI WGEA (termasuk auditor BPK) dalam melakukan pemeriksaan kehutanan. Pelatihan ini dilakukan dengan pendekatan pemeriksaan kinerja, dimana para peserta dapat memperoleh keterampilan untuk menilai aspek 3E (ekonomis, efektivitas, dan efisiensi) dalam program-program pemerintah terkait pengelolaan hutan.

Selain itu, kegiatan ini juga melatih para peserta untuk menggunakan teknologi geo-spasial (penginderaan jauh, Geographic Information System/GIS, dan Global Positioning System/GPS) dalam pengumpulan dan analisis bukti pemeriksaan. Peserta melakukan kunjungan ke Gunung Pancar, Sentul, Jawa Barat untuk melakukan praktik langsung pemanfaatan teknologi teknologi GIS dan GPS .

Peserta dari Bangladesh, ASM Sohrab Hossain dan Filipina, Aurora  R. Caramat memberikan apresiasi positif atas penyelenggaraan pelatihan audit kehutanan kali ini. Mereka mendapatkan pengetahuan baru dalam melakukan audit kehutanan. “Pengunaan teknologi GPS dan GIS membuat proses audit lebih dinamis dan sesuai kondisi saat ini.”

Pelatihan yang berlangsung selama lima hari ini diikuti oleh 13 orang auditor berasal dari SAI negara lain (Arab Saudi, Bangladesh, Chile, Filipina, Iran, Lao People’s Democratic Republic, Sri Lanka, Tanzania, dan Thailand). Pusdiklat BPK juga memberikan kesempatan bagi 7 orang auditor berasal dari  Auditorat Keuangan Negara IV dan kantor perwakilan untuk mengikuti pelatihan ini. Pelaksanaan pelatihan internasional ini diharapkan dapat meningkatkan kompetensi para peserta saat mendapat penugasan pemeriksaan pengelolaan hutan.  (AD, DD)

 
 
 

Foto: DM