Walikota Semarang, Hendrar Prihadi mengungkapkan bahwa pada tahun 2009 Kota Semarang dianggap sebagai kota yang belum tergarap potensinya dan masih tertinggal di pemberitaan media. Kondisi tersebut memacu semangat Hendi, sapaan akrab Walikota Semarang, untuk menata Semarang menjadi lebih maju. Hal tersebut diungkapkan Hendi dalam paparannya di hadapan para peserta Diklat Kepemimpinan Tingkat IV Angkatan I BPK Tahun 2018, yang melakukan kegiatan benchmarking pada Selasa, 24 April 2018 di aula kantor Badan Kediklatan Daerah Kota Semarang.
Di bawah kepemimpinan Hendi, Kota Semarang berhasil mengukir sejumlah prestasi baik nasional maupun internasional. Salah satunya adalah penghargaan dari The Singapore Institute of Planners (SIP) Planning Awards untuk kategori Best Urban Design atau Desain Perkotaan Terbaik. Keberhasilan Hendi dalam mengelola kota lunpia ini adalah hasil penerapan perubahan birokrasi 3T; Tertata, Terbuka dan Terpadu. Perubahan signifikan yang dilakukannya adalah perubahan postur anggaran, mewujudkan keterbukaan dalam proses pelayanan publik, keterbukaan penggunaan anggaran, serta mewujudkan sinergi antara pemerintah, pengusaha, masyarakat dan media massa.
Hasil dari penerapan program 3T yang diterapkan Hendi antara lain adalah adanya peningkatan pelayanan publik di bidang pendidikan, transportasi, kesehatan. Value leadership yang diterapkan Hendi dapat dilihat dari lahirnya inovasi-inovasi yang terdapat pada empat lokus tujuan benchmarking kali ini yaitu; RSUD KRMT Wongsonegoro, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, Dinas Kominfo dan Dinas Koperasi dan Usaha Mikro. Para peserta diklat mendapat kesempatan untuk mengadopsi dan mengadaptasi keunggulan keempat lokus yang memiliki best practice dalam pengelolaan tugas dan fungsi organisasi.
Pada hari yang sama peserta diklat juga melakukan kunjungan ke lokus untuk melihat secara langsung inovasi-inovasi yang dibangun oleh Pemerintah Kota Semarang. Direktur RSUD KRMT Wongsonegoro, dr. Susi Herawati, mengungkapkan bahwa rumah sakit yang dipimpinnya mendapatkan predikat sangat baik dalam pelayanan publik dengan adanya fasilitas Mobil Homecare. Mobil tersebut disediakan oleh RSUD untuk mengantar dan menjemput pasien yang tidak mampu berangkat dan pulang ke/dari RSUD sendiri. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil memberikan pelayanan publik satu pintu dengan durasi lebih singkat serta melakukan jemput bola ke penduduk dalam perekamanan data e-KTP. Peserta juga mendapatkan pengalaman tentang penerapan pelayanan keterbukaan informasi publik dengan beragam inovasi dalam beragam media komunikasi. Salah satunya adalah sarana pengaduan masyarakat melalui aplikasi “Lapor Hendi.” Pemerintah Kota Semarang berhasil mendapatkan penghargaan dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi atas pemanfaatan aplikasi Ijus Melon (Ijin Usaha Mikro Melalui Online). Aplikasi tersebut memudahkan para pelaku usaha mikro dalam mendapatkan pelayanan lebih cepat, mudah dan murah.
Kegiatan benchmarking kali ini diikuti oleh 19 orang peserta diklat dari internal BPK, Pemerintah Kabupaten Belitung Timur, LKPP dan Sekretariat Kabinet. Kepala Bidang Penyelenggaraan Badiklat PKN BPK, Rati Dewi Puspita Purba mengungkapkan bahwa tujuan dari pelaksanaan kegiatan benchmarking adalah untuk memperoleh pembelajaran tentang penerapan valuebased leadership. Peserta diharapkan mendapatkan pemahaman dan menerapkan valuebased leadership pada unit kerjanya masing-masing. (DD)
Foto: FX