BPK RI kembali menjadi tuan rumah penyelenggaraan Intosai Working Group on Environmental Audit (WGEA) International Training On Forestry Audit pada 16 – 20 September 2019 di Badiklat PKN, Kalibata, Jakarta. Pembukaan diklat dilakukan secara langsung oleh Ketua BPK RI, Moermahadi Soerja Djanegara dan dihadiri oleh para pejabat struktural dari lingkungan BPK RI dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Dalam sambutan pembukaannya, Ketua BPK RI mengungkapkan tentang peran penting hutan dan peradaban kehidupan manusia, dan hal ini sejalan dengan The 2030 Sustainable Development Goals (SDGs) Nomor 15 yang berkaitan langsung dengan dampak manusia terhadap hutan.
Melalui kegiatan ini, Ketua BPK RI berharap dapat menjadi ajang pengembangan dan penerapan kebijakan pengelolaan hutan berkelanjutan. Pengelolaan hutan secara berkelanjutan, memberikan manfaat yang optimal dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Kelestarian hutan mengalami ancaman kerusakan serius akibat adanya aktivitas ekonomi masyarakat. BPK RI memiliki peran penting dalam pengelolaan hutan melalui pemeriksaan kinerja kehutanan. Hal tersebut akan membawa konsekuensi perlunya penataan dan pengelolaan lingkungan hidup di Indonesia yang lebih baik.
Ketua BPK RI juga menyampaikan agar partisipasi para peserta pada pelatihan ini akan memperkuat masing-masing SAI di INTOSAI WGEA. Selain itu, kegiatan ini juga diharapkan dapat memberikan kontribusi pada 2030 Sustainable Development Goal Number 17 tentang kolaborasi dan menghasilkan peningkatan pribadi dan profesional. Secara keseluruhan, program pemeriksaan kehutanan ini telah berhasil dalam semua hal dan dalam menghasilkan ketahanan keseluruhan dalam pengelolaan lingkungan.
Kepala Badiklat PKN BPK RI, Hery Subowo, melaporkan bahwa pelatihan pemeriksaan kehutanan dengan tema Social Forestry diikuti oleh 13 orang peserta dari sebelas negara: Brunei Darussalam, Saudi Arabia, Tanzania, Solomon Islands, Sudan, Nepal, Cameroon, Thailand, Kenya, Lao PDR dan European Court of Auditor serta 14 orang peserta dari Indonesia selaku tuan rumah. Ini adalah penyelenggaraan pelatihan yang terakhir diselenggarakan oleh BPK RI, setelah enam kali berturut-turut mendapatkan kepercayaan dari INTOSAI WGEA menjadi tuan rumah pelatihan. Badiklat PKN BPK RI juga mengundang empat orang dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan pemeriksa internal BPK RI untuk berpartisipasi pada pelatihan ini. Metode pembelajaran terbagi menjadi dua tahap, yaitu on class dan off class. Pada tahap off class, para peserta akan mengunjungi Gunung Pancar, Bogor, Jawa Barat. Mereka akan mempraktekkan secara langsung penggunaan teknologi geo-spatial (penginderaan jauh, Geographic Information System/GIS, dan Global Positioning System/ GPS) dalam pengumpulan dan analisis bukti pemeriksaan.