BPK RI sebagai lembaga pemeriksa keuangan negara yang kredibel dalam mendorong terwujudnya tata kelola keuangan negara yang akuntabel dan transparan. Untuk meningkatkan kinerjanya, BPK RI menyelenggarakan Simposium Inovasi Pembelajaran (SIP) Pelaksana BPK pada Rabu, 20 Januari 2016 di Aula Pusdiklat BPK RI, Kalibata.
Penyelenggaraan kegiatan ini bertujuan untuk melahirkan inovasi-inovasi terbaik dari pegawai pelaksana BPK RI dalam peningkatan kualitas kinerja sumber daya manusianya. Kegiatan ini bermanfaat untuk mengevaluasi kontinuitas proyek-proyek perubahan dari penyelenggaraan Diklat Kepemimpinan sebelumnya.
Acara yang pertama kali digelar ini BPK RI ini dibuka secara resmi oleh Ketua BPK RI, Harry Azhar Azis didampingi oleh Anggota II (Agus Joko Pramono), Anggota VI (Bahrullah Akbar), para pejabat di lingkungan BPK RI dan kalangan profesi dan akademisi, lembaga donor dan tamu undangan lainnya.
“Semoga langkah BPK ini menjadi sumbangan penting bagi kemajuan bangsa dan negara dan bisa dilaksanakan secara berkelanjutan,” ujar Ketua BPK yang mendorong agar seluruh pegawai BPK RI memastikan bahwa hasil pemeriksaan yang dilakukan BPK RI mendatangkan manfaat bagi rakyat.
Tema yang diangkat dalam kegiatan perdana simposium ini adalah “Apa Karyamu untuk BPK?” telah berhasil menjaring tiga finalis yaitu Hasby Ashidiqi (Auditorat II.B) Muh. Najib (BPK Perwakilan Provinsi Papua Barat) dan Welliya Elfajri/ Rahmat Alfian (BPK Perwakilan Provinsi Kalimantan Tengah).
Pada kesempatan ini, BPK RI menghadirkan juri yang kompeten di bidangnya masing-masing seperti Aviliani (praktisi ekonomi), Riant Nugroho (akademisi bidang kebijakan publik), Ahmadi Hadibroto (praktisi akuntan yang memiliki pengalaman audit baik nasional maupun internasional), Lindawati Gani (akademisi bidang akuntansi) serta Hendar Ristriawan (Sekretaris Jenderal BPK RI).
Kepala Pusdiklat, Dwi Setiawan Susanto memaparkan bahwa proses penjurian dilakukan secara terbuka oleh para juri dengan bobot penilaian 80% dan dilakukan oleh semua tamu undangan yang hadir dengan cara memberikan vote nilai untuk semua karya dengan perhitungan bobot penilaian 20%. Penilaian juri difokuskan pada kualitas karya inovasi yang meliputi tingkat keterterapan, dampak/ nilai kemanfaatan, cakupan, dan efisiensi sumber daya.
Setelah melalui tahap presentasi di hadapan para juri, Welliya Elfajri/ Rahmat Alfian berhasil meraih pemenang pertama dengan inovasi berjudul “Pelaksanaan Tugas Pemantauan Kerugian Negara/Daerah yang Lebih Efisien Dengan Pemanfaatan Teknologi Informasi yang Melibatkan Entitas Pemeriksaan Untuk Menghasilkan Laporan Hasil Pemantauan Atas Penyelesaian Ganti Kerugian Negara/Daerah yang Lebih Valid.” Sementara pemenang kedua dan ketiga berturut-turut adalah Muh. Najib dan Hasby Ashidiqi. (DD)
Foto: FX