Bupati Kulon Progo, dr. H. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) mengungkapkan bahwa para pemimpin di era global akan menghadapi beragam tantangan. Akses barang dan teknologi cepat dan mudah, pasar lokal dikuasai asing, meningkatnya budaya konsumtif, rasa individualistik serta lunturnya rasa nasionalisme. Salah satu tantangan pemimpin di masa depan adalah melahirkan sebuah revolusi; perubahan atau inovasi yang menimbulkan sebuah cara pandang yang baru. Hal tersebut diungkapkan oleh Bupati Kulon Progo di hadapan peserta Diklat Kepemimpinan Tingkat III dan IV saat menjadi narasumber mata diklat Pembekalan Isu Strategis Pengelolaan Pelayanan Publik di Aula Badiklat PKN pada Senin, 16 April 2018.
Kehadiran Bupati Kulon Progo ke Badiklat PKN ini bertujuan untuk membagi pengalamannya sebagai kepala daerah dalam melahirkan inovasi-inovasi untuk membangun dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kulon Progo. Kabupaten dengan luas 58,6 hektar ini sebelumnya dikenal sebagai daerah termiskin di Daerah Istimewa Yogyakarta. Bupati Kulon Progo menekankan pentingnya peran pemimpin dan pemerintahan yang bersih dan melayani masyarakat secara maksimal. Untuk mewujudkannya perlu dilakukan manajemen perubahan, penataan tata laksana, penataan sistem manajemen SDM, penguatan akuntabilitas kinerja, penguatan pengawasan dan penguatan kualitas pelayanan publik.
Prestasi Bupati Kulon Progo memimpin daerahnya berhasil membuahkan 69 penghargaan berskala nasional. Pada periode kedua kepemimpinannya, Bupati Kulon Progo menerima Penghargaan Kepemimpinan Kepala Daerah (Leadership Award) 2017 dari Kementerian Dalam Negeri RI. Kepala Daerah yang berlatar belakang pendidikan kedokteran ini melakukan lima gerakan perubahan untuk mendorong pertumbuhan roda ekonomi wilayahnya, yaitu: 1) Membangun koperasi sektor riil dan kelompok usaha untuk masyarakat miskin; 2) Hasil bumi dan sumber daya alam untuk kesejahteraan rakyat; 3) BUMD harus sehat dan maju; 4) menciptakan lapangan kerja; 5) Mengurus fakir miskin sebanyak mungkin.
Berpedoman pada lima kegiatan prioritas tersebut, Bupati Kulon Progo sukses menggali inovasi-inovasi yang menjadikan Kulon Progo lebih sejahtera. Ia menggelorakan semangat patriotisme dan kebangsaan dengan tagline “Beli Kulon Progo, Bela Kulon Progo.” Hal tersebut dilakukan untuk memperkuat produk-produk lokal Kulon Progo supaya bisa menjadi tuan rumah di pasar domestik. Beragam inovasi yang berhasil dilakukannya antara lain peningkatan produksi gula semut (olahan dari nira kelapa), produksi air mineral (AirKU), pengadaan Raskin melalui Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan), menghidupkan produksi batik lokal , pemaksimalan potensi batu andesit dan lain-lain. Pengalaman panjang Bupati Kulon Progo diharapkan dapat menginspirasi para peserta diklat kepemimpinan melahirkan proyek perubahan yang berdaya guna. (DD)
Foto: FX